Senin, 26 Januari 2015

Apa Bedanya Murid, Siswa dan Mahasiswa?

Bagi seorang mahasiswa, pembelajaran yang diberikan lebih banyak kepada pedagogi. Orang yang mengajar biasa disebut dosen. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran orang dewasa. Mahasiswa dianggap telah mampu mengarahkan dirinya sendiri dalam menuntut ilmu, dosen hanya tinggal mengarahkan saja, apa yang harus dipelajarinya. 

Temen-temen yang sedang belajar forex: "Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran orang dewasa". Jadi jangan lah selalu bertanya... sekarang apa... sekarang bagaimana... yg mana harus dibaca lagi... apakah ini sudah cukup...

Temen-temen harus aktif sendiri...
Sumber: http://esqsmartplus.com/apa-bedanya-murid-siswa-dan-mahasiswa/

Kata ‘murid’ berasal dari serapan bahasa Arab yakni araada, yuriidu, murii dan yang maknanya kurang lebih, memiliki keinginan, berkehendak dan mempunyai minat. Secara maknawi berarti seseorang yang memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui sesuatu. Dari arti ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa keaktifan, inisiatif dan minat menjadi ruh dari kata ‘murid’.

Sedangkan kata siswa, patut diduga berasal dari bahasa Jawa. Kata ini ada jauh sebelum berdirinya Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia. Siswa adalah orang yang menerima pengajaran dari guru. Dengan ilmu otak-atik gathuk, mengotak-atik kata untuk mencari kesesuaian. Siswa bisa berarti orang yang ingin wasis atau pintar. Sebetulnya juga bermakna bagus, hanya saja saya berpikir kata ‘murid’ lebih berenergi karena orang memiliki keinginan, minat, dan berusaha aktif.

Nah, lalu apa bedanya murid, siswa dan mahasiswa? Ini dia ulasannya. Ketiga kata di atas sering kita dengar dalam percakapan kita sehari-hari. Namun dalam penempatannya terkadang kita masih salah menempatkannya. Padahal jelas sekali perbedaan antara murid, siswa, dan mahasiswa. Saya jadi teringat ucapan Prof. Dr. Ana Suhaenah Soeparno, mantan Rektor IKIP (Sekarang UNJ). Beliau pernah mengatakan dalam sebuah seminar di perpustakaan UNJ, bahwa ada perbedaan yang paling prinsip antara murid, siswa, dan mahasiswa. Murid dan siswa berada di sekolah, sedangkan mahasiswa berada di perguruan tinggi. Murid adalah peserta didik yang bersekolah di sekolah TK dan SD. Jadi anak TK dan anak SD berhak disebut murid TK dan murid SD. Sedangkan Siswa adalah peserta didik yang bersekolah di jalur pendidikan SMP/SMA/SMK. Mereka berhak disebut siswa SMP/SMA/SMK. Lalu bagaimana dengan mahasiswa? Mahasiswa adalah peserta didik yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Ketika siswa SMA/SMK lulus tes masuk perguruan tinggi dan telah registrasi, maka mereka telah sah dipanggil dengan sebutan mahasiswa.

Banyak hal yang terkadang rancu kita temui. Banyak orang yang mengatakan murid dan siswa itu sama. Padahal dalam proses pembelajarannya jelas berbeda. Murid TK masuk dalam pendidikan anak usia dini, murid SD masuk dalam pendidikan dasar, siswa smp masuk dalam pendidikan dasar lanjutan, dan siswa SMA/SMK masuk dalam pendidikan menengah. Sedangkan mahasiswa masuk dalam jalur pendidikan tinggi.

Persamaan murid, siswa, dan mahasiswa adalah mereka sama-sama peserta didik yang berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan jenjang yang sedang ditempuhnya.
Murid SD dan TK adalah peserta didik yang benar-benar mendapatkan bimbingan penuh dari seorang guru. Bisa juga dikatakan, murid TK dan SD masih disuapin oleh gurunya dalam hal menuntut ilmu. Guru masih menjadi primadona siswa, karena perannya yang sangat dibutuhkan.

Bagi siswa SMP/SMA/SMK, sedikit demi sedikit proses pembelajaran telah beralih kepada sistem belajar siswa aktif. Paradigma lama biasa disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan paradigma baru biasa desebut PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Makanya tidak ada istilah murid aktif, yang ada pembelajaran siswa aktif. Artinya, guru harus mampu mengaktifkan para siswa untuk belajar secara mandiri. Guru harus bisa menghidupkan suasana pembelajaran agar siswa dapat menemukan sendiri (inquiry) gaya belajarnya. Namun, tetap saja kendali dan arahan ada pada guru.

Sedangkan bagi seorang mahasiswa, pembelajaran yang diberikan lebih banyak kepada Pedagogi. Orang yang mengajar mereka biasa disebut dosen. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran orang dewasa. Mahasiswa dianggap telah mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam menuntut ilmu. Dosen hanya tinggal mengarahkan saja, apa yang harus dipelajarinya. Beban dosen tidak seberat beban guru TK atau guru SD yang memng harus dengan sabar mengajari mereka membaca dan menulis.

Itulah sedikit apa yang saya tahu tentang murid, siswa, dan mahasiswa. Barangkali pembaca kompasiana ada yang bisa menambahkan. (Dikutip dari berbagai sumber)